Distribusi adalah suatu proses penyampaian
barang atau jasa dari produsen ke konsumen dan para pemakai, sewaktu dan dimana
barang atau jasa tersebut diperlukan. Proses distribusi tersebut pada dasarnya
menciptakan faedah (utility) waktu, tempat, dan pengalihan hak milik.
Dalam menciptakan ketiga faedah tersebut,
terdapat dua aspek penting yang terlibat didalamnya, yaitu :
1.
Lembaga yang berfungsi sebagai
saluran distribusi (Channel of distribution/marketing channel).
2.
Aktivitas yang menyalurkan arus
fisik barang (Physical distribution).
A. Saluran Distribusi
Menurut Winardi (1989:299) yang dimaksud
dengan saluran distribusi adalah sebagai berikut :
“ Saluran distribusi merupakan suatu kelompok perantara yang
berhubungan erat satu sama lain dan yang menyalurkan produk-produk kepada
pembeli. “
Sedangkan Philip Kotler (1997:140)
mengemukakan bahwa :
“ Saluran distribusi adalah serangkaian organisasi yang
saling tergantung dan terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu barang atau
jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi “.
Saluran distribusi pada dasarnya merupakan
perantara yang menjembatani antara produsen dan konsumen. Perantara tersebut
dapat digolongkan kedalam dua golongan, yaitu ; Pedagang perantara dan Agen
perantara. Perbedaannya terletak pada aspek pemilikan serta proses negoisasi
dalam pemindahan produk yang disalurkan tersebut.
- Pedagang perantara
Pada dasarnya, pedagang
perantara (merchant middleman) ini bertanggung jawab terhadap pemilikan semua
barang yang dipasarkannya atau dengan kata lain pedagang mempunyai hak atas
kepemilikan barang. Ada
dua kelompok yang termasuk dalam pedagang perantara, yaitu ; pedagang besar dan
pengecer. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa produsen juga dapat bertindak
sekaligus sebagai pedagang, karena selain membuat barang juga
memperdagangkannya.
- Agen perantara
Agen perantara (Agent
middle man) ini tidak mempunyai hak milik atas semua barang yang mereka
tangani. Mereka dapat digolongkan kedalam dua golongan, yaitu :
·
Agen Penunjang
Agen pembelian dan penjulan
Agen Pengangkutan
Agen Penyimpanan
·
Agen Pelengkap
Agen yang membantu dalam
bidang finansial
Agen yang membantu dalam bidang keputusan
Agen yang dapat memberikan informasi
·
Agen khusus
Menurut Philip Kotler (1993:174) agar suatu
kegiatan penyaluran barang dapat berjalan dengan baik (efektif dan efisien)
maka para pemakai saluran pemasaran harus mampu melakukan sejumlah tugas
penting, yaitu :
- Penelitian, yaitu melakukan pengumpulan informasi penting untuk perencanaan dan melancarkan pertukaran.
- Promosi, yaitu pengembangan dan penyebaran informasi yang persuasive mengenai penawaran.
- Kontak, yaitu melakukan pencarian dan menjalin hubungan dengan pembeli.
- Penyelarasan, yaitu mempertemukan penawaran yang sesuai dengan permintaan pembeli termasuk kegiatan seperti pengolahan, penilaian dan pengemasan.
- Negoisasi, yaitu melakukan usaha untuk mencapai persetujuan akhir mengenai harga dan lain-lain sehubungan dengan penawaran sehingga pemindahan pemilikan atau penguasaan bias dilaksanakan.
- Disrtibusi fisik, yaitu penyediaan sarana transportasi dan penyimpanan barang.
- Pembiayaan, yaitu penyediaan permintaan dan pembiayaan dana untuk menutup biaya dari saluran pemasaran tersebut.
- Pengambilan resiko, yaitu melakukan perkiraan mengenai resiko sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan saluran tersebut.
Kelima tugas pertama membantu pelaksanaan
transaksi dan tiga yang terakhir membantu penyelesaian transaksi. Semua tugas
diatas mempunyai tiga persamaan, yaitu menggunakan sumber daya yang langka,
dilaksanakan dengan menggunakan keahlian yang khusus, dan bisa dialih-alihkan
diantara penyalur. Apabila perusahaan/produsen menjalankan seluruh tugas
diatas, maka biaya akan membengkak dan akibatnya harga akan menjadi lebih
tinggi.
Barang konsumsi adalah barang-barang yang
dibeli untuk dikonsumsikan. Pembeliannya didasarkan atas kebiasaan membeli dari
konsumen. Jadi, pembelinya adalah pembeli/konsumen akhir, bukan pemakai
industri karena barang –barang tersebut tidak diproses lagi, melainkan dipakai
sendiri (Basu Swasta 1984:96).
Barang industri adalah barang-barang yang
dibeli untuk diproses lagi atau untuk kepentingan dalam industri. Jadi, pembeli
barang industri ini adalah perusahaan, lembaga, atau organisasi, termasuk non
laba (Basu Swasta, 1984:97)
Berdasarkan pengertian diatas, maka seperti
halnya pupuk itu digolongkan kedalam golongan barang industri, sebab pupuk
dibeli petani bukan untuk dikonsumsi tetapi untuk digunakan dalam produksi
pertaniannya. Dibawah ini digambarkan beberapa tipe saluran untuk barang
konsumsi dan barang industri.
1. Jenis barang yang dipasarkan
2. Produsennya
3. Penyalur yang bersedia ikut mengambil bagian
4. Pasar sasaran
B. Distribusi Fisik
Distribusi fisik merupakan aspek penting kedua
dalam rangka menjadikan suatu produk tersedia bagi konsumen dalam jumlah,
waktu, dan tempat yang tepat. Dalam hubungan itu, Dewan Manajemen Distribusi
Fisik Nasional Amerika Serikat mendefinisikan distribusi fisik sebagai berikut
:
“ suatu rangkaian aktivitas yang luas mengenai pemindahan
barang jadi secara efisien dari akhir batas produksi kepara konsumen, serta
didalam beberapa hal mencakup pemindahan bahan mentah dari suatu pembekal
keawal batas produksi “.
Manajemen distribusi fisik hanyalah satu
diantara istilah deskriptif yang digunakan untuk menggambarkan suatu
pengendalian atas pemindahan barang seperti didefinisikan dimuka. Hal ini
sering pula diistilahkan sebagai manajemen logistik atau logistik pemasaran.
Namun demikian, apapun istilah yang digunakan konsep dasarnya adalah sama.
Secara terperinci, kegiatan yang ada dalam
kegiatan distribusi fisik dapat dibagi kedalam lima macam (Basu Swasta, 1984: 220-229,
diringkas) yaitu :
1. Penentuan lokasi persediaan dan sistem penyimpanannya
a. Penentuan lokasi
penyediaannya
Kebijaksanaan terhadap
lokasi persediaan didasarkan pada strategi yang diinginkan, apakah secara
memusat (konsentrasi) ataukah menyebar (dispersi) dipasarnya. Jika perusahaan
mengkonsentrasikan persediaannya, maka akan memudahkan dalam mengadakan
pengawasan. Selain itu, juga akan meningkatkan efisiensi penyimpanan dan
penanganan barangnya. Namun dari segi lain dapat terjadi bahwa beban
pengangkutan akan meningkat dan pengantaran barang kebeberapa segmen pasar akan
terlambat. Dan jika perusahan menyebarkan persediaannya kebeberapa lokasi, maka
keadaannya akan berlainan, dan merupakan kebalikan dari konsentrasi.
b. Sistem penyimpanan persediaan
Penyimpanan erat kaitannya
dengan pergudangan, biasanya perusahaan yang tidak mempunyai fasilitas
penyimpan sendiri umumnya menyewa kepada lembaga atau perusahaan lain atau
disebut gudang umum. Besarnya sewa yang harus dibayar ditentukan menurut
besarnya ruangan yang digunakan.
2. Sistem penanganan barang
Sistem penanganan barang
yang dapat digunakan antara lain : (1) paletisasi dan (2) pengemasan.
(1) Paletisasi
Dalam paletisasi, penanganan
barang-barang baik itu berupa bahan baku
maupun barang jadi dipakai suatu alat yang disebut palet. Dengan alat ini
barang-barang dapat dipindahkan secara cepat. Penggunaannya akan lebih ekonomis
apabila material yang ditangani jumlahnya besar.
(2) Pengemasan
Barang-barang yang ditangani
ditempatkan dalam suatu kemasan atau peti kemas baik dari logam, kayu, ataupun
bahan yang lain. Biasanya kemasan ini dibuat dalam ukuran-ukuran tertentu
sehingga sangat mudah dalam pengangkutannya.
(3). Sistem pengawasan persediaan
Faktor penting yang lain
dalam sistem distribusi fisik adalah mengadakan pengawasan secara efektif
terhadap komposisi dan besarnya persediaan. Adapun tujuan dari pengawasan
persediaan adalah meminimumkan jumlah persediaan yang diperlukan, dan
meminimumkan fluktuasi dalam persediaan sambil melayani pesanan dari pembeli.
Besarnya persediaan sangat ditentukan oleh keseimbangan kebutuhan pasar dengan
faktor biaya. Sedangkan permintaan pasar dapat diukur dengan menggunakan
analisis ramalan penjualan.
(4). Prosedur memproses pesanan
Kegiatan-kegiatan yang harus
dilakukan untuk memproses pesanan antara lain : menyelenggarakan kegiatan
kantor secara teratur, membuat barang dengan baik, serta menyampaikannya kepada
pembeli. Jika perusahaan tidak sanggup atau tidak mampu melaksanakan pesanan,
maka ia harus memberitahu kepada pembeli.
(5). Pemilihan metode pengangkutan
Dalam hal ini, rute dan rit
pengangkutan merupakan faktor yang penting, dan mempunyai hubungan yang erat
dengan pasar atau daerah penjualan, serta lokasi persediaannya. Selain itu
fasilitas pengangkutan yang ada juga merupakan faktor penentu.
Sumber : Wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar